Generasi muda merupakan aset berharga
bagi setiap bangsa. Sehingga kualitas pemuda merupakan hal yang sangat krusial
untuk diperhatikan. Namun fenomena yang terjadi saat ini adalah para remaja
sering terjebak dengan permasalahan psikologis yang membuat mereka larut dalam
kesedihan yang berkepanjangan.
Dewasa
ini, sejalan dengan maraknya trend
sosial media, begitu pula halnya semakin marak trend galau di kalangan remaja. Hampir semua remaja mengenal kata
“galau”, bahkan pernah mengalaminya. Arti galau sebenarnya dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan
(pikiran). Galau yang sering melanda para remaja disebabkan karena terjadi
perubahan besar-besaran pada otak remaja.
Remaja
mulai memiliki kemampuan komputasi dan belajar mengambil keputusan layaknya
orang dewasa. Akan tetapi, remaja masih terlalu dipengaruhi oleh emosi karena
otaknya lebih mengandalkan sistem limbik yang mengedepankan emosi daripada
korteks prefrontal yang mengolah informasi secara rasional. Bersamaan dengan
perubahan hormonal, dampak dominasi sistem limbik ini membuat emosi yang
dialami terasa lebih intens, misalnya kemarahan, ketakutan, agresi, kegembiraan
dan daya tarik seksual.
Disini
kami melihat bahwa remaja membutuhkan sebuah media positif untuk mencurahkan
segala permasalahannya. Media ini diharapkan tidak hanya menjadi teman yang
solutif bagi remaja tetapi dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas
remaja. Kami berinisiatif untuk membuat sebuah buku diary yang bernama “Flatus” yang kami ambil dari bahasa
latin yang mempunyai arti kentut. Alasan kami mengangkat nama flatus sebagai nama buku diary ini
adalah karena flatus itu harus
dikeluarkan, apabila tidak justru bisa menimbulkan masalah kesehatan. Sama
halnya dengan kegalauan, jika tidak segera diekspresikan dan dicari solusinya maka
bisa menimbulkan masalah psikologis. Buku Flatus ini dengan inovasi baru
diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah psikologis yang sering dihadapi
remaja saat ini.
Alasan lain dibalik tercetusnya ide buku
Flatus adalah ingin meningkatkan animo remaja terhadap menulis. Salah satu
fungsi menulis adalah sebagai media untuk melepaskan emosi atau pikiran yang
tidak diijinkan diungkapkan begitu saja secara verbal oleh masyarakat. Jika
kita tidak menemukan orang yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran
secara verbal dan aman, maka menulis bisa menjadi salah satu alternatif pilihan
untuk membantu melepaskan upaya pengekangan tersebut. Aktivitas menulis ini
bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi untuk beberapa masalah
psikologis dalam taraf tertentu.