Jumat, 01 Maret 2013 0 komentar

Kenapa sih FLATUS ada?


Generasi muda merupakan aset berharga bagi setiap bangsa. Sehingga kualitas pemuda merupakan hal yang sangat krusial untuk diperhatikan. Namun fenomena yang terjadi saat ini adalah para remaja sering terjebak dengan permasalahan psikologis yang membuat mereka larut dalam kesedihan yang berkepanjangan.
Dewasa ini, sejalan dengan maraknya trend sosial media, begitu pula halnya semakin marak trend galau di kalangan remaja. Hampir semua remaja mengenal kata “galau”, bahkan pernah mengalaminya. Arti galau sebenarnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran). Galau yang sering melanda para remaja disebabkan karena terjadi perubahan besar-besaran pada otak remaja.
Remaja mulai memiliki kemampuan komputasi dan belajar mengambil keputusan layaknya orang dewasa. Akan tetapi, remaja masih terlalu dipengaruhi oleh emosi karena otaknya lebih mengandalkan sistem limbik yang mengedepankan emosi daripada korteks prefrontal yang mengolah informasi secara rasional. Bersamaan dengan perubahan hormonal, dampak dominasi sistem limbik ini membuat emosi yang dialami terasa lebih intens, misalnya kemarahan, ketakutan, agresi, kegembiraan dan daya tarik seksual.
Disini kami melihat bahwa remaja membutuhkan sebuah media positif untuk mencurahkan segala permasalahannya. Media ini diharapkan tidak hanya menjadi teman yang solutif bagi remaja tetapi dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas remaja. Kami berinisiatif untuk membuat sebuah buku diary yang bernama “Flatus” yang kami ambil dari bahasa latin yang mempunyai arti kentut. Alasan kami mengangkat nama flatus sebagai nama buku diary ini adalah karena flatus itu harus dikeluarkan, apabila tidak justru bisa menimbulkan masalah kesehatan. Sama halnya dengan kegalauan, jika tidak segera diekspresikan dan dicari solusinya maka bisa menimbulkan masalah psikologis. Buku Flatus ini dengan inovasi baru diharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah psikologis yang sering dihadapi remaja saat ini.
Alasan lain dibalik tercetusnya ide buku Flatus adalah ingin meningkatkan animo remaja terhadap menulis. Salah satu fungsi menulis adalah sebagai media untuk melepaskan emosi atau pikiran yang tidak diijinkan diungkapkan begitu saja secara verbal oleh masyarakat. Jika kita tidak menemukan orang yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran secara verbal dan aman, maka menulis bisa menjadi salah satu alternatif pilihan untuk membantu melepaskan upaya pengekangan tersebut. Aktivitas menulis ini bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi untuk beberapa masalah psikologis dalam taraf tertentu. 
 
;